LARINGITIS AKUT
1. DEFINISI
Laringitis
akut adalah radang akut laring yang disebabkan oleh virus dan
bakteri yang
berlangsung kurang dari 3 minggu dan pada umumnya disebabkan
oleh infeksi
virus influenza (tipe A dan B), parainfluenza (tipe 1,2,3), rhinovirus
dan adenovirus.
Penyebab lain adalah Haemofilus influenzae, Branhamella
catarrhalis,
Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus dan
Streptococcus
pneumoniae.1,2,3
2. ANATOMI
Laring
merupakan bagian terbawah dari saluran nafas bagian atas.1 Berikut
ini akan
ditampilkan laring secara anatomi.
Bentuk laring
menyerupai limas segitiga terpancung dengan bagian atas
lebih terpancung
dan bagian atas lebih besar daripada bagian bawah. Batas atas
laring adalah
aditus laring sedangkan batas kaudal kartilago krikoid.1
Struktur
kerangka laring terdiri dari satu tulang (os hioid) dan beberapa
tulang rawan,
baik yang berpasangan ataupun tidak.
Komponen utama pada 2 struktur laring adalah
kartilago tiroid yang berbentuk seperti perisai dan kartilago
- krikoid. Os
hioid terletak disebelah superior dengan bentuk huruf U dan dapat
dipalapsi pada
leher depan serta lewat mulut pada dinding faring lateral. Dibagian
bawah os hioid
ini bergantung ligamentum tirohioid yang terdiri dari dua sayap /
alae kartilago
tiroid. Sementara itu kartilago krikoidea mudah teraba dibawah kulit
yang melekat
pada kartilago tiroidea lewat kartilago krikotiroid yang berbentuk
bulat penuh.
Pada permukaan superior lamina terletak pasangan kartilago aritinoid
yang berbentuk
piramid bersisi tiga. Pada masing-masing kartilago aritinoid ini
mempunyai dua
buah prosesus yakni prosessus vokalis anterior dan prosessus
muskularis
lateralis.
- Pada prossesus
vokalis akan membentuk 2/5 bagian belakang dari korda
vokalis
sedangakan ligamentum vokalis membentuk bagian membranosa atau
bagian pita
suara yang dapat bergetar. Ujung bebas dan permukaan superior korda
vokalis suara
membentuk glotis. Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar struktur
anatomi laring
pada gambar 2. Kartilago epiglotika merupakan struktur garis
tengah tunggal
yang berbentuk seperti bola pimpong yang berfungsi mendorong
makanan yang
ditelan kesamping jalan nafas laring. Selain itu juga teradpat dua
pasang kartilago
kecil didalam laring yang mana tidak mempunyai fungsi yakni
kartilago
kornikulata dan kuneiformis.5
- Gerakan laring
dilakukan oleh kelompok otot-otot ekstrinsik dan intrisik. Otot
ekstinsik
bekerja pada laring secara keseluruhan yang terdiri dari otot ekstrinsik
suprahioid
(m.digastrikus, m.geniohioid, m.stilohioid dan m.milohioid) yang
berfungsi
menarik laring ke atas. otot ekstinsik infrahioid (m.sternihioid,
m.omohioid,
m.tirohioid). Otot intrisik laring menyebabkan gerakan antara
berbagai
struktur laring sendiri, seperti otot vokalis dan tiroaritenoid yang
membentuk
tonjolan pada korda vokalis dan berperan dalam membentuk
teganagan korda
vokalis, otot krikotiroid berfungsi menarik kartilago tiroid
kedepan,
meregang dan menegangkan korda vokalis.5
Laring disarafi
oleh cabang-cabang nervus vagus yakni nervus laringeus
superior dan
nervus laringeus inferior (n.laringeus rekurens). Kedua saraf ini
merupakan
campuran saraf motorik dan sensorik. Perdarahan pada laring terdiri
dari dua cabang
yakni arteri laringeus superior dan ateri laringeus inferior yang
kemudian akan
bergabung dengan vena tiroid superior dan inferior.1,2
Laring berfungsi
sebagai proteksi, batuk, respirasi, sirkulasi, respirasi,
sirkulasi,
menelan, emosi dan fonasi. Fungsi laring untuk proteksi adalah untuk
mencegah agar
makanan dan benda asing masuk kedalam trakea dengan jalan
menutup aditus
laring dan rima glotis yang secara bersamaan. Benda asing yang
telah masuk ke
dalam trakea dan sekret yang berasal dari paru juga dapat
dikeluarkan
lewat reflek batuk. Fungsi respirasi laring dengan mengatur mengatur
besar kecilnya
rima glotis. Dengan terjadinya perubahan tekanan udara maka
didalam traktus
trakeo-bronkial akan dapat mempengaruhi sirkulasi darah tubuh.
Oleh karena itu
laring juga mempunyai fungsi sebagai alat pengatur sirkulasi
darah. Fungsi
laring dalam proses menelan mempunyai tiga mekanisme yaitu
gerakan laring
bagian bawah keatas, menutup aditus laringeus, serta mendorong
bolus makanan
turun ke hipofaring dan tidak mungkin masuk kedalam laring.
Laring mempunyai
fungsi untuk mengekspresikan emosi seperti berteriak,
mengeluh,
menangis dan lain-lain yang berkaitan dengan fungsinya untuk fonasi
dengan membuat
suara serta mementukan tinggi rendahnya nada.1
4
ETIOLOGI 1,2,6,7
1. Laringitis
akut ini dapat terjadi dari kelanjutan infeksi saluran nafas seperti
influenza atau
common cold. infeksi virus influenza (tipe A dan B),
parainfluenza (tipe
1,2,3), rhinovirus dan adenovirus. Penyebab lain
adalah Haemofilus
influenzae, Branhamella catarrhalis, Streptococcus
pyogenes,
Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae.
2. Penyakit ini
dapat terjadi karena perubahan musim / cuaca
3. Pemakaian
suara yang berlebihan
4. Trauma
5. Bahan kimia
6. Merokok dan
minum-minum alkohol
7. Alergi
Hampir semua
penyebab inflamasi ini adalah virus. Invasi bakteri
mungkin
sekunder. Laringitis biasanya disertai rinitis atau nasofaringitis. Awitan
infeksi mungkin
berkaitan dengan pemajanan terhadap perubahan suhu mendadak,
defisiensi diet,
malnutrisi, dan tidak ada immunitas. Laringitis umum terjadi pada
musim dingin dan
mudah ditularkan. Ini terjadi seiring dengan menurunnya daya
tahan tubuh dari
host serta prevalensi virus yang meningkat. Laringitis ini
biasanya
didahului oleh faringitis dan infeksi saluran nafas bagian atas lainnya.
Hal ini akan
mengakibatkan iritasi mukosa saluran nafas atas dan merangsang
kelenjar mucus
untuk memproduksi mucus secara berlebihan sehingga
menyumbat
saluran nafas. Kondisi tersebut akan merangsang terjadinya batuk
hebat yang bisa
menyebabkan iritasi pada laring. Dan memacu terjadinya
inflamasi pada
laring tersebut. Inflamasi ini akan menyebabkan nyeri akibat
pengeluaran
mediator kimia darah yang jika berlebihan akan merangsang
peningkatan suhu
tubuh.8
GEJALA KLINIS
1. Gejala lokal
seperti suara parau dimana digambarkan pasien sebagai suara
yang kasar atau
suara yang susah keluar atau suara dengan nada lebih rendah
dari suara yang
biasa / normal dimana terjadi gangguan getaran serta
ketegangan dalam
pendekatan kedua pita suara kiri dan kanan sehingga
menimbulkan
suara menjada parau bahkan sampai tidak bersuara sama sekali
(afoni).
2. Sesak nafas
dan stridor
3. Nyeri
tenggorokan seperti nyeri ketika menalan atau berbicara.
4. Gejala radang
umum seperti demam, malaise
5. Batuk kering
yang lama kelamaan disertai dengan dahak kental
6. Gejala commmon
cold seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga sulit
menelan,
sumbatan hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk dan demam
dengan
temperatur yang tidak mengalami peningkatan dari 38 derajat celsius.
7. Gejala influenza
seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga sulit menelan,
sumbatan hidung
(nasal congestion), nyeri kepala, batuk, peningkatan suhu
yang sangat
berarti yakni lebih dari 38 derajat celsius, dan adanya rasa lemah,
lemas yang disertai
dengan nyeri diseluruh tubuh .
8. Pada
pemeriksaan fisik akan tampak mukasa laring yang hiperemis,
membengkak
terutama dibagian atas dan bawah pita suara dan juga
didapatkan tanda
radang akut dihidung atau sinus paranasal atau paru
9. Obstruksi
jalan nafas apabila ada udem laring diikuti udem subglotis yang
terjadi dalam
beberapa jam dan biasanya sering terjadi pada anak berupa anak
menjadi gelisah,
air hunger, sesak semakin bertambah berat, pemeriksaan
fisik akan
ditemukan retraksi suprasternal dan epigastrium yang dapat
menyebabkan
keadaan darurat medik yang dapat mengancam jiwa anak.
1. Foto rontgen
leher AP : bisa tampak pembengkakan jaringan subglotis
(Steeple sign).
Tanda ini ditemukan pada 50% kasus.
2. Pemeriksaan
laboratorium : gambaran darah dapat normal. Jika disertai infeksi
sekunder,
leukosit dapat meningkat.
3. Pada
pemeriksaan laringoskopi indirek akan ditemukan mukosa laring yang
sangat sembab,
hiperemis dan tanpa membran serta tampak pembengkakan
6
subglotis yaitu
pembengkakan jaringan ikat pada konus elastikus yang akan
tampak dibawah
pita suara.
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan
penunjang.
1. DIAGNOSA BANDING
1. Benda asing
pada laring
2. Faringitis
3. Bronkiolitis
4. Bronkitis
5. Pnemonia
2. PENATALAKSANAAN
Umumnya
penderita penyakit ini tidak perlu masuk rumah sakit, namun
ada indikasi
masuk rumah sakit apabila :
· Usia penderita
dibawah 3 tahun
· Tampak toksik,
sianosis, dehidrasi atau axhausted
· Diagnosis
penderita masih belum jelas
· Perawatan
dirumah kurang memadai
Terapi :
1. Istirahat
berbicara dan bersuara selama 2-3 hari
2. Jika pasien
sesak dapat diberikan O2 2 l/ menit
3. Istirahat
4. Menghirup uap
hangat dan dapat ditetesi minyak atsiri / minyak mint bila
ada muncul
sumbatan dihidung atau penggunaan larutan garam fisiologis
(saline 0,9
%) yang dikemas dalam bentuk semprotan hidung atau nasal
spray
5. Medikamentosa
: Parasetamol atau ibuprofen / antipiretik jika pasien ada
demam, bila ada
gejala pain killer dapat diberikan obat anti nyeri /7
analgetik,
hidung tersumbat dapat diberikan dekongestan nasal seperti
fenilpropanolamin
(PPA), efedrin, pseudoefedrin, napasolin dapat
diberikan dalam
bentuk oral ataupun spray.Pemberian antibiotika yang
adekuat yakni :
ampisilin 100 mg/kgBB/hari, intravena, terbagi 4 dosis
atau
kloramfenikol : 50 mg/kgBB/hari, intra vena, terbagi dalam 4 dosis
atau
sefalosporin generasi 3 (cefotaksim atau ceftriakson) lalu dapat
diberikan
kortikosteroid intravena berupa deksametason dengan dosis 0,5
mg/kgBB/hari
terbagi dalam 3 dosis, diberikan selama 1-2 hari.
6. Pengisapan
lendir dari tenggorok atau laring, bila penatalaksanaan ini
tidak berhasil
maka dapat dilakukan endotrakeal atau trakeostomi bila
sudah terjadi
obstruksi jalan nafas.
7. Pencegahan :
Jangan merokok, hindari asap rokok karena rokok akan
membuat
tenggorokan kering dan mengakibatkan iritasi pada pita suara,
minum banyak air
karena cairan akan membantu menjaga agar lendir yang
terdapat pada
tenggorokan tidak terlalu banyak dan mudah untuk
dibersihkan,
batasi penggunaan alkohol dan kafein untuk mencegah
tenggorokan
kering. jangan berdehem untuk membersihkan tenggorokan
karena berdehem
akan menyebabkan terjadinya vibrasi abnormal pada pita
suara,
meningkatkan pembengkakan dan berdehem juga akan
menyebabkan
tenggorokan memproduksi lebih banyak lendir.
3. PROGNOSIS
Prognosis untuk
penderita laringitis akut ini umumnya baik dan
pemulihannya
selama satu minggu. Namun pada anak khususnya pada usia 1-3
tahun penyakit ini
dapat menyebabkan udem laring dan udem subglotis sehingga
dapat
menimbulkan obstruksi jalan nafas dan bila hal ini terjadi dapat dilakukan
pemasangan
endotrakeal atau trakeostomiaik
KESIMPULAN
Laringitis akut
merupakan kelainan pada laring yakni peradangan akut
pada laring yang
biasanya kelanjutan dari penyakit rhinofaringitis atau common
cold.
Penyakit ini pada orang dewasa merupakan penyakit yang ringan saja namun
tidak bagi
penderita anak kurang dari 3 tahun. Hal ini dikarenakan pada anak
dapat menimbulkan
udem laring dan subglotis sehingga obstruksi jalan nafas yang
sangat berbahaya
dalam waktu beberapa jam saja penderita akan mengalami
obstruksi total
jalan nafas sementara itu pada orang dewasa tidak terjadi secepat
pada anak.
Laringitis akut
ini dapat terjadi dari kelanjutan infeksi saluran nafas seperti
influenza atau
common cold. infeksi virus influenza (tipe A dan B), parainfluenza
(tipe 1,2,3), rhinovirus
dan adenovirus. Penyebab lain adalah Haemofilus
influenzae,
Branhamella catarrhalis, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus
aureus dan
Streptococcus pneumoniae. Penyakit ini dapat terjadi karena
perubahan musim
/ cuaca, pemakaian suara yang berlebihan, trauma, bahan
kimia,
merokok dan
minum-minum alkohol dan alergi.
Adapun gejala
klinis yang sering kita temukan pada laringitis akut ini
adalah suara
parau bahkan sampai hilangnya suara atau afoni, sesak nafas bahkan
stridor, nyeri
tenggorokan, nyeri menelan dan berbicara, gejala common cold dan
inflenza, dan
pada pemeriksaan fisik kita akan menemukan mukasa laring yang
hiperemis,
membengkak terutama dibagian atas dan bawah pita suara dan juga
didapatkan tanda
radang akut dihidung atau sinus paranasal atau paru. Obstruksi
jalan nafas akan
ditemukan apabila ada udem laring diikuti udem subglotis yang
terjadi dalam
beberapa jam dan biasanya sering terjadi pada anak berupa anak
menjadi gelisah,
air hunger, sesak semakin bertambah berat, dan pada
pemeriksaan
fisik akan ditemukan retraksi suprasternal dan epigastrium yang
dapat
menyebabkan keadaan darurat medik yang dapat mengancam jiwa anak.
Untuk
penatalaksaan dari laringitis akut ini adalah pemberian antibiotik
yang adekuat dan
kortikosteroid. Umumnya penderita laringitis akut tidak perlu
dirawat dirumah
sakit namun ada indikasi dirawat di rumah sakit apabila
penderitanya
berumur kurang dari setahun, tampak toksik, sianosis, dehidrasi atau
axhausted,
diagnosis penderita masih belum jelas dan perawatan dirumah kurang
memadai.
Prognosis untuk
penderita laringitis akut ini umumnya baik dan
pemulihannya
selama satu minggu. Namun pada anak khususnya pada usia 1-3
tahun penyakit
ini dapat menyebabkan udem laring dan udem subglotis sehingga
dapat
menimbulkan obstruksi jalan nafas dan bila hal ini terjadi dapat dilakukan
pemasangan endotrakeal
atau trakeostomi.