BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Faringitis
merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri,
alergi, trauma, toksin dan lain-lain (Rusmarjono dan Efiaty Arsyad Soepardi,
2007). Faringitis lazim terjadi di seluruh dunia, umumnya di daerah beriklim
musim dingin dan awal musim semi. Di Amerika Serikat, sekitar 84 juta pasien
berkunjung ke dokter akibat infeksi saluran pernafasan akut pada tahun 1998,
dimana 25 juta disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas (Aamir Somro,
2011). Menurut National Ambulatory Medical Care Survey, infeksi saluran
pernafasan atas, termasuk faringitis akut, bertanggung jawab untuk 200
kunjungan ke dokter per 1000 penduduk per tahun di Amerika Serikat (Alan L.
Bisno, 2001). Di negara-negara yang berpenghasilan tinggi, faringitis adalah
umum pada anak-anak usia 3 hingga 15 tahun. Di Amerika Serikat, rata-rata anak
lingkungan usia 5 tahun terinfeksi faringitis GABHS (Group A Beta Hemolytic
Streptococcus) (Aamir Somro, 2011).
Faringitis
akut merupakan salah satu klasifikasi dalam faringitis. Faringitis akut adalah
suatu penyakit peradangan tenggorok (faring) yang bersifat mendadak dan cepat
memberat. Faringitis akut dan tonsillitis akut sering ditemukan bersama-sama
dan dapat menyerang semua umur. Faringitis akut dapat disebabkan oleh viral,
bakteri, fungal dan gonorea. Penyebab terbanyak radang ini adalah kuman
golongan Streptokokus Beta Hemolitikus, Streptokokus viridians dan Streptokokus
piogenes. Penyakit ini juga dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti virus
influenza dan adenovirus. Faringitis akut dapat menular melalui kontak dari
sekret hidung dan ludah (droplet infection) dari orang yang menderita
faringitis (Rusmarjonno dan Efiaty Arsyad Soepardi, 2007). Kunjungan rawat
jalan per tahun bagi faringitis akut adalah sekitar 12 juta di Amerika Serikat
(Kelley Struble, 2013). Adenovirus merupakan virus penyebab faringitis
akut yang paling sering, sedangkan S. pyogenes ( b-hemolytic group A
Streptococcus)
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah nya adalah
sebagai berikut :
1.
Apa pengertian faringitis akut ?
2.Apa
Saja Etiologi/penyebab faringitis akut ?
3.Apa
saja tanda dan gejala faringitis akut ?
4.Apa
saja pencegahan faringitis akut ?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam
makalah ini!
1. Pembaca megetahui tentang faringitis akut.
2. Pembaca megetahui Etiologi/penyebab Faringitis akut.
3. Pembaca megetahui tanda dan gejala Faringitis akut.
4. Pembaca untuk mengetahui apa saja penegahan penyakit faringitis akut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Faringitis Akut
Faringitis akut adalah infeksi pada
faring yang disebabkan oleh virus atau bakteri, yang ditandai oleh adanya nyeri
tenggorokan, faring eksudat dan hiperemis, demam, pembesaran limfonodi leher
dan malaise.(Vincent,2004)
Faringitis akut merupakan salah satu klasifikasi dalam
faringitis. Faringitis akut adalah suatu penyakit peradangan tenggorok (faring)
yang bersifat mendadak dan cepat memberat. Faringitis akut dan tonsillitis akut
sering ditemukan bersama-sama dan dapat menyerang semua umur. Faringitis akut
dapat disebabkan oleh viral, bakteri, fungal dan gonorea. Penyebab terbanyak
radang ini adalah kuman golongan Streptokokus Beta Hemolitikus, Streptokokus
viridians dan Streptokokus piogenes. Penyakit ini juga dapat disebabkan oleh
infeksi virus seperti virus influenza dan adenovirus. Faringitis akut dapat
menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah (droplet infection) dari
orang yang menderita faringitis (Rusmarjonno dan Efiaty Arsyad Soepardi, 2007).
Kunjungan rawat jalan per tahun bagi faringitis akut adalah sekitar 12 juta di
Amerika Serikat (Kelley Struble, 2013). Adenovirus merupakan virus
penyebab faringitis akut yang paling sering, sedangkan S. pyogenes (
b-hemolytic group A Streptococcus)
2.2 Etiologi/Penyebab Faringitis Akut
Beberapa
penyebab dari faringitis yaitu:
a. Virus
a.
Virus merupakan
etiologi terbanyak dari faringitis. Beberapa jenis virus ini yaitu:
·
Rhinovirus
·
Coronavirus
·
Virus influenza
·
Virus parainfluenza
·
Adenovirus
·
Herpes Simplex Virus
tipe 1 dan 2
·
Coxsackievirus A
·
Cytomegalovirus
·
Virus Epstein-Barr
·
HIV
b.
Bakteri
Beberapa
jenis bakteri penyebab faringitis yaitu:
·
Streptoccocus pyogenes,
merupakan penyebab terbanyak pada faringitis akut
·
Streptokokus grup A,
merupakan penyebab terbanyak pada anak usia 5 – 15 tahun, namun jarang
menyebabkan faringitis pada anak usia <3 tahun.
·
Streptokokus grup C dan
G
·
Neisseria gonorrheae
·
Corynebacterium
diphtheriae
·
Corynebacterium
ulcerans
·
Yersinia enterocolitica
·
Treponema pallidum
·
Vincent angina,
merupakan mikroorganisme anaerobik dan dapat menyebabkan komplikasi yang berat,
seperti abses retrofaringeal dan peritonsil
2.3 Tanda dan Gejala Faringitis Akut
Tanda dan gejala faringitis
dibedakan berdasarkan etiologinya, yaitu:
a.
Virus
-
Jarang ditemukan tanda
dan gejala yang spesifik. Faringitis yang disebabkan oleh virus menyebabkan
rhinorrhea, batuk, dan konjungtivitis.
-
Gejala lain dari
faringitis penyebab virus yaitu demam yang tidak terlalu tinggi dan sakit
kepala ringan.
-
Pada penyebab
rhinovirus atau coronavirus, jarang terjadi demam, dan tidak terlihat adanya
adenopati servikal dan eksudat faring.
-
Pada penyebab virus
influenza, gejala klinis bisa tampak lebih parah dan biasanya timbul demam,
myalgia, sakit kepala, dan batuk.
-
Pada penyebab
adenovirus, terdapat demam faringokonjungtival dan eksudat faring. Selain itu,
terdapat juga konjungtivitis.
-
Pada penyebab HSV,
terdapat inflamasi dan eksudat pada faring, dan dapat ditemukan vesikel dan
ulkus dangkal pada palatum molle.
-
Pada penyebab
coxsackievirus, terdapat vesikel-vesikel kecil pada palatum molle dan uvula.
Vesikel ini mudah ruptur dan membentuk ulkus dangkal putih.
-
Pada penyebab CMV,
terdapat eksudat faring, demam, kelelahan, limfadenopati generalisata, dan
splenomegali.
-
Pada penyebab HIV,
terdapat demam, myalgia, arthralgia, malaise, bercak kemerahan makulopapular
yang tidak menyebabkan pruritus, limfadenopati, dan ulkus mukosa tanpa eksudat.
b.
Bakteri
c.
Faringitis dengan
penyebab bakteri umumnya menunjukkan tanda dan gejala berupa lelah, nyeri/pegal
tubuh, menggigil, dan demam yang lebih dari 380C. Faringitis yang menunjukkan
adanya mononukleosis memiliki pembesaran nodus limfa di leher dan ketiak,
tonsil yang membesar, sakit kepala, hilangnya nafsu makan, pembesaran limpa,
dan inflamasi hati.
d.
Pada penyebab
streptokokus grup A, C, dan G, terdapat nyeri faringeal, demam, menggigil, dan
nyeri abdomen. Dapat ditemukan hipertrofi tonsil, membran faring yang
hiperemik, eksudat faring, dan adenopati servikal. Batuk tidak ditemukan karena
merupakan tanda dari penyebab virus.
e.
Pada penyebab S.
Pyogenes, terdapat demam scarlet yang ditandai dengan bercak kemerahan dan
lidah berwarna stoberi.
f.
Pada penyebab bakteri
lainnya, ditemukan adanya eksudat faring dengan atau tanpa tanda klinis
lainnya.
g.
Manifestasi klinis
akut:
-
Nyeri Tenggorok
-
Sulit Menelan, serak,
batuk
-
Demam
-
Mual, malaise
-
Kelenjar Limfa Leher
Membengkak
-
Tonsil kemerahan
-
Membran faring tampak
merah
-
Folikel tonsil dan
limfoid membengkak dan di selimuti oleh eksudat
-
Nyeri tekan nodus limfe
servikal
-
Lesu dan lemah, nyeri
pada sendi-sendi otot, dan nyeri pada telinga.
-
Peningkatan jumlah sel
darah putih (Leukosità Al)
-
Nodus limfe servikal
membesar dan mengeras
-
Mungkin terdapat
demam,malaise dan sakit tenggorokan
-
Serak,batuk,rhinitis
bukan hal yang tidak lazim.
h.
Manifestasi klinis kronis:
-
Rasa iritasi dan sesak
yang konstan pada tenggorokan.
-
Lendir yang terkumpul
dalam tenggorokan dan dikeluarkan dengan batuk.
-
Kesulitan menelan.
2.4 Beberapa Pencegahan dan obat-obatan
Pencegahan:
1. cukup beristirahat
2. berkumur dengan air garam hangat
beberapa kali sehari
3. bagi perokok harus berhenti merokok
4. banyak minum dan hindari makanan
yang dapat menyebabkan iritasi
5. minum antibiotik, dan jika
diperlukan dapat minum analgesik.
6. tindakan pencegahan dilakukan dengan
menghindari pemakaian pelembab udara yang berlebihan.
7. Hindari berdekatan dengan orang
perokok
8. Jangan merokok
9. Saat dalam perjalanan berkendara
motor memakai masker
10. Hendaknya kondisi lingkungan jauh
dari polusi udara
Obat untuk penyakit faringitis
1.
Antinyeri (analgetik)
seperti
2.
Asetaminofen,
3.
Obat hisap atau
berkumur dengan larutan garam hangat.
4.
(Aspirin) tidak boleh
diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia dibawah 18 tahun karena bisa
menyebabkan sindroma Reye.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan Faringitis
akut merupakan salah satu klasifikasi dalam faringitis. Faringitis akut adalah
suatu penyakit peradangan tenggorok (faring) yang bersifat mendadak dan cepat
memberat. Faringitis akut dan tonsillitis akut sering ditemukan bersama-sama
dan dapat menyerang semua umur. Faringitis akut dapat disebabkan oleh viral,
bakteri, fungal dan gonorea. Penyebab terbanyak radang ini adalah kuman
golongan Streptokokus Beta Hemolitikus, Streptokokus viridians dan Streptokokus
piogenes. Dan pencegahanya cukup beristirahat,berkumur dengan air garam hangat beberapa kali
sehari, bagi perokok harus berhenti merokok, banyak minum dan hindari makanan
yang dapat menyebabkan iritasi, minum antibiotik, dan jika diperlukan dapat
minum analgesik.tindakan pencegahan dilakukan dengan menghindari pemakaian
pelembab udara yang berlebihan,Hindari berdekatan dengan orang perokok,Jangan
merokok,Saat dalam perjalanan berkendara motor memakai masker,Hendaknya kondisi
lingkungan jauh dari polusi udara .
3.2 Saran
Seletelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan mampu
mengetahui apa itu penyakit Faringitis Akut , dan bisa menecegah penyakit
Faringitis terjadi pada dirinya.
Daftar Pustaka
Akhlaq Sae Prasetya,Buka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar